Co Branding Dinilai Jadi Strategi Marketing Cerdas di Ritel Masa Depan
- Branding
- Branding
- Consumer Goods & Services
- Business Design
Co Branding Dinilai Jadi Strategi Marketing Cerdas di Ritel Masa Depan
Dunia ritel semakin menegaskan bahwa strategi marketing masa depan tidak lagi bertumpu pada persaingan ketat antar merek, melainkan kolaborasi yang tepat sasaran. Yulia Saksen, Co-Founder Creativeans, menekankan bahwa kolaborasi antar merek adalah kunci pertumbuhan eksponensial.
“Di dunia ritel saat ini, kekuatan satu merek saja tidak lagi cukup. Pertumbuhan eksponensial terjadi ketika bisnis terhubung dengan mitra yang memiliki kesamaan nilai, kekuatan, dan visi,” ujarnya dalam siaran persnya kepada Marketeers, Sabtu (30/8/2025).
Strategi ini pada dasarnya menggeser paradigma competition menjadi co-creation. Di tengah perubahan perilaku konsumen yang semakin kompleks, kolaborasi memberi peluang bagi merek untuk saling melengkapi kekuatan masing-masing.
Sebuah brand fashion, misalnya, bisa bekerja sama dengan brand teknologi untuk menciptakan produk edisi terbatas yang tidak hanya fungsional, tetapi juga memiliki nilai emosional tinggi. Demikian pula perusahaan makanan bisa menggandeng brand gaya hidup untuk meluncurkan kampanye bersama yang memadukan pengalaman kuliner dengan tren kesehatan atau hiburan.
Personal branding dan corporate branding yang kuat menjadi fondasi untuk menarik mitra kolaborasi yang tepat, sehingga menciptakan sinergi yang saling menguntungkan.
Penting dicatat bahwa kolaborasi yang efektif bukan sekadar menempelkan logo di satu produk atau kampanye. Kunci keberhasilannya terletak pada kesamaan nilai, visi, dan positioning antar merek. Jika dilakukan asal-asalan, kolaborasi justru bisa merusak citra dan membuat konsumen bingung. Namun jika tepat sasaran, dampaknya bisa eksponensial, mendorong pertumbuhan bisnis, dan membangun reputasi jangka panjang.
Tren ini juga sejalan dengan kebutuhan konsumen terhadap inovasi yang relevan dengan isu-isu besar seperti keberlanjutan, teknologi digital, dan gaya hidup sehat. Merek yang berkolaborasi untuk menjawab isu-isu tersebut bukan hanya mendapat keuntungan dari sisi komersial, tetapi juga memperoleh nilai tambah berupa persepsi positif di mata publik.
Strategi ini menjawab kebutuhan konsumen masa kini yang tidak hanya membeli produk, tetapi juga mencari cerita, pengalaman, dan nilai tambah. Kolaborasi menciptakan “cerita baru” yang membuat konsumen merasa lebih dekat dengan merek dan menumbuhkan loyalitas yang sulit dicapai bila brand berjalan sendirian.
Source: Suara.com, Media Indonesia, Marketeers, IDN Times, NAWACITAPOST
Dunia ritel semakin menegaskan bahwa strategi marketing masa depan tidak lagi bertumpu pada persaingan ketat antar merek, melainkan kolaborasi yang tepat sasaran. Yulia Saksen, Co-Founder Creativeans, menekankan bahwa kolaborasi antar merek adalah kunci pertumbuhan eksponensial.
“Di dunia ritel saat ini, kekuatan satu merek saja tidak lagi cukup. Pertumbuhan eksponensial terjadi ketika bisnis terhubung dengan mitra yang memiliki kesamaan nilai, kekuatan, dan visi,” ujarnya dalam siaran persnya kepada Marketeers, Sabtu (30/8/2025).
Strategi ini pada dasarnya menggeser paradigma competition menjadi co-creation. Di tengah perubahan perilaku konsumen yang semakin kompleks, kolaborasi memberi peluang bagi merek untuk saling melengkapi kekuatan masing-masing.
Sebuah brand fashion, misalnya, bisa bekerja sama dengan brand teknologi untuk menciptakan produk edisi terbatas yang tidak hanya fungsional, tetapi juga memiliki nilai emosional tinggi. Demikian pula perusahaan makanan bisa menggandeng brand gaya hidup untuk meluncurkan kampanye bersama yang memadukan pengalaman kuliner dengan tren kesehatan atau hiburan.
Personal branding dan corporate branding yang kuat menjadi fondasi untuk menarik mitra kolaborasi yang tepat, sehingga menciptakan sinergi yang saling menguntungkan.
Penting dicatat bahwa kolaborasi yang efektif bukan sekadar menempelkan logo di satu produk atau kampanye. Kunci keberhasilannya terletak pada kesamaan nilai, visi, dan positioning antar merek. Jika dilakukan asal-asalan, kolaborasi justru bisa merusak citra dan membuat konsumen bingung. Namun jika tepat sasaran, dampaknya bisa eksponensial, mendorong pertumbuhan bisnis, dan membangun reputasi jangka panjang.
Tren ini juga sejalan dengan kebutuhan konsumen terhadap inovasi yang relevan dengan isu-isu besar seperti keberlanjutan, teknologi digital, dan gaya hidup sehat. Merek yang berkolaborasi untuk menjawab isu-isu tersebut bukan hanya mendapat keuntungan dari sisi komersial, tetapi juga memperoleh nilai tambah berupa persepsi positif di mata publik.
Strategi ini menjawab kebutuhan konsumen masa kini yang tidak hanya membeli produk, tetapi juga mencari cerita, pengalaman, dan nilai tambah. Kolaborasi menciptakan “cerita baru” yang membuat konsumen merasa lebih dekat dengan merek dan menumbuhkan loyalitas yang sulit dicapai bila brand berjalan sendirian.
Source: Suara.com, Media Indonesia, Marketeers, IDN Times, NAWACITAPOST
YOU MIGHT ALSO LIKE
Announcing Launch of The Project Matters
- Branding
- Business Design
- Non-Profit
Creativeans Unveils BrandsBuilder.ai: Singapore’s First AI-Powered Brand Consultant for Startups and SMEs
- Branding
- Marketing
- Branding
- Creative Investment
Lawe dan Creativeans Bersinergi Promosikan Karya Tenun Wanita Indonesia ke Pasar Internasional
- Branding
- Business Design
- Non-Profit
Yulia Saksen
International Brand Consultant and Co-Founder of Creativeans
Your brand might look great. But is it working?
Discover what’s missing in your brand strategy and how a few changes can grow your business.
You want to do a brand revamp? Now what?
We’ll help you understand what’s needed, what works, and how to make your company look great.